Langsung ke konten utama

Evaluasi Data ChatGPT dengan Data Aktual Image Scraping Python

Evaluasi pemanfaatan ChatGPT dengan Image Scraping Python

Akhir-akhir ini, dunia dibuat gempar dengan pesatnya perkembangan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Salah satu produk dari perkembangan AI yang kini viral dikenal adalah ChatGPT. Ketika saya menggunakan ChatGPT, iseng-iseng saya bertanya mengenai siapa dia sebenarnya. ChatGPT kemudian menjawab pertanyaan saya itu dengan pengertian sederhana, kurang lebih separagraf.

Keluaran dari ChatGPT mendefinisikan dirinya sendiri sebagai sebuah model Natural Language Processing (NLP) yang dikembangkan oleh OpenAI dengan menggunakan arsitektur GPT versi 35. Apliaksi ini mempunyai kemampuan berinteraksi dengan pengguna melalui percakapan atau diskusi berbahasa apa saja, termasuk bahasa Indonesia dan merespon sejumlah pertanyaan atau soal yang diajukan kepadanya. ChatGPT dilatih menggunakan sekumpulan data teks berdimensi besar (Big Data) sehingga dapat memahami bahasa manusia dengan sangat baik.

Sebelum ChatGPT ini lahir, beberapa aplikasi yang menjadi produk NLP mungkin telah kita kenal. Hanya saja tidak seperti ChatGPT yang menggunakan data masukan dan latih yang sangat besar. Mungkin dulu kita pernah menggunakan aplikasi Simsimi, chatbox, koreksi teks, teks translator, similarity text, atau sejenisnya. ChatGPT pada dasarnya merupakan produk integrasi dari produk NLP itu semua.

Kalau dirunut, ChatGPT ini embrionya ada sejak 2015. Embrio ini diinisiasi oleh sekelompok tokoh ternama di dunia teknologi, seperti Elon Musk, Sam Altman, Greg Brockman, Ilya Sutskever, John Schulman, dan beberapa tokoh lainnya. Tim inilah yang mencetus lahirnya perusahaan OpenAI, sebuah perusahaan nirlaba yang berdedikasi dalam mengembangkan teknologi kecerdasan buatan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan manusia.

Kendati demikian, penggunaan ChatGPT ini masih menuai pro dan kontra, terlebih saat ini yang parameternya telah menyamai parameter otak manusia. Diketahui, karena data yang menjadi data latih ChatGPT ini bersifat open source layaknya Wikipedia, sangat memungkinkan sebuah informasi mengalami bias akibat secara mudah dan bebas diubah-ubah oleh manusia. Kedua, hasil keluaran respon ChatGPT ternyata tidak konsisten untuk perintah atau penugasan yang bercampur antara teks dan angka sehingga informasi angka yang menjadi responnya sering tidak sesuai.

Algoritma Artificial Neural Network (ANN) yang menjadi algoritma dasar dari ChatGPT tetap memiliki kelemahan. Akibat data latih yang digunakan berjumlah besar disertai algoritma yang sangat kompleks, membuat keluaran (output) ChatGPT seringkali terlalu bertele-tele, bahkan salah data. Algoritma yang kompleks sangat mungkin terjadi overfitting, sehingga salah satu cara mengantisipasinya adalah menuliskan perintah atau tugas kepada aplikasi tersebut secara detil dan selengkap mungkin. Seperti contoh kasus yang akan kita ulas dan praktikkan kali ini.

Tujuan dari praktik kali ini adalah evaluasi kemampuan ChatGPT dalam memberikan data-data numerik untuk kemudian dicocokkan dengan data aktual hasil image scraping menggunakan Python.

Mulanya saya mencari data tentang kasus kekerasan terhadap perempuan tahun 2001 sampai 2005 di ChatGPT dengan hasil sebagai berikut:

Input dan Output ChatGPT tentang data kekerasan terhadap perempuan di Indonesia

Kemudian saya cocokkan dengan data aktual dari situs PPPA berikut. Kemudian saya unduh dan saya screenshoot sehingga menjadi gambar png lalu saya bandingkan data aktual tersebut melalui langkah-langkah evaluasi berikut:


Untitled

Dari hasil evaluasi menggunakan Root Mean Square Error (RMSE) di atas, terlihat bahwa ChatGPT kurang mampu menjawab pertanyaan terkait data-data aktual yang sama persis dengan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (PPPA) dalam situs SIMFONI. Adapun RMSE yang dihasilkan cukup besar, yakni sebesar 7108,09. Hasil ini sekaligus menjadi rekomendasi penggunaan ChatGPT sebaiknya tidak untuk mencari data-data, terlebih data aktual atau realtime. Sebaliknya, ChatGPT sangat cocok digunakan untuk penugasan atau perintah menggunakan teks murni dan atau bertanya seputar coding baik Python, R, C, C++, HTML, Java, SQL, Rush, Julia, atau lainnya.

Demikian sedikit sharing kita kali ini, semoga sedikit hasil ini dapat memberi insight bagi semua pembaca setia blog ini. Selamat memahami dan mempraktikkan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencari P - Value dan Titik Kritis Uji F, Uji t, Uji Chi Square, dan Uji Z Normal dengan R

Mencari nilai p-value dan titik kritis Bagi teman-teman yang pernah mengenal statistika, pasti familier dengan istilah p-value dan titik kritis. P-value biasanya didefinisikan sebagai probabiltas atau peluang maksimal yang diamati dari hasil uji statistik, bahasa gampangnya adalah besarnya kesalahan penelitian berdasarkan uji statistik. Sebagai contoh sederhana, dari 100 orang dengan nama masing-masing dan diklasifikasikan ke dalam gender nama perempuan dan nama laki-laki, didapatkan nilai p-value uji statistiknya sebesar 0,05 atau 5%. Itu artinya, dari 100 orang, ada kemungkinan sebanyak 5 orang yang namanya salah klasifikasi. Dari namanya terdeteksi sebagai nama perempuan, padahal aktualnya yang bersangkutan bergender laki-laki. Sedangkan titik kritis atau titik uji adalah nilai batas pengujian hipotesis statistik, apakah masuk dalam wilayah tolak hipotesis, ataukah gagal menolaknya. Titik ini berkaitan erat dengan nilai p-value . Kalau biasanya kita mendapatkan kedua nilai ini da...

Cara Mendowload dan Install R serta RStudio di Windows (Step by Step)

Cara Download dan Install R serta R Studio di Windows Halo teman-teman, mohon maaf karena beberapa waktu ini, blog ini sempat vakum dari unggahan. Kali ini saya akan coba berbagai mengenai bagaimana cara mengunduh ( download ) dan menginstal ( install ) program R sekaligus R Studio khususnya di Windows. Unggahan kali ini sedikit terbalik karena semestinya saya unggah terlebih dahulu pertama kali di blog ini, namun bukan masalah, mengingat kemarin ada beberapa pihak yang meminta untuk menerangkap bagaimana tahapan mengunduh dan instalasi R dan R Studio, jadinya saya dahulukan pada unggahan ini sebelum pembahasan mengenai Data Mining , Data Science , atau bahasan Big Data kita terlampau jauh. Baik, kita akan mulai dengan bagaimana mengunduh R dan R Studio melalui mesin pencari Google. R dan R Studio ini memang beberapa waktu terakhir ini booming , apalagi dengan munculnya konsep mengenai Big Data , Data Modelling, Data Mining, dan Data Science serta Data Visualization . Sebenarnya, men...

Analisis Tipologi Klassen (Klassen Typology) dan Visualisasi Spasialnya dengan R

Tipologi Klassen dan visualisasinya dengan R Halo teman-teman, sebelumnya kita telah membahas tentang analisis Shift Share dan Location Quotient (LQ) dengan menggunakan R. Kali ini, kita akan membahas mengenai satu lagi alat analisis yang sebenarnya merupakan alat analisis tiga serangkai dari SS dan LQ, yaitu analisis Tipologi Klassen. Dalam penelitian ekonomi kewilayahan, ketiga analisis ini seringkali digunakan, baik dalam rangka melihat perkembangan dan transformasi struktur ekonomi suatu wilayah maupun melihat keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif wilayah satu dengan wilayah lainnya dengan mengacu wilayah referensi. Terlebih dulu, sebelum melakukan visualisasi spasial menggunakan fungsi plot(), ada baiknya kita bahas terlebih dahulu mengenai Tipologi Klassen itu sendiri. Tipologi Klassen merupakan teknik pengelompokan sektor, subsektor, lapangan usaha, atau komoditas tertentu di wilayah analisis berdasarkan pertumbuhan nilai tambah wilayah analisis terhadap nasional atau...