Langsung ke konten utama

Penerapan Systematic Sampling untuk Memilih Sampel dengan R

Systematic SamplingSS


Seperti halnya kita mempelajari Data Science, pemahaman tentang teknik pengambilan sampel untuk riset atau penelitian juga tak kalah penting. Bila sebelumnya kita telah melakukan praktikum bagaimana menerapkan Simple Random Sampling (SRS) dengan R, pada bagian ini kita akan belajar bersama bagaimana penerapan Systematic Sampling (SS) dengan R pada data yang kita gunakan sebelumnya, yaitu data rasio Gini kabupaten dan kota se-Jawa Timur tahun 2022.

Sebelum beranjak ke praktik, kita coba telaah dulu konsep atau definisi dari teknik Systematic Sampling. Saya sengaja tidak menggunakan nama Systematic Random Sampling supaya singkatannya tidak sama dengan SRS. Jadi pada unggahan ini, kita sepakat untuk menggunakan istilah Systematic Sampling atau SS. Systematic Sampling pada dasarnya merupakan salah satu bentuk probability sampling sama halnya dengan SRS. Systematic Sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan interval tertentu sebagai penentu indeks sampel terpilih pada kerangka sampel (sample frame) yang telah diurutkan terlebih dahulu. Teknik ini banyak digunakan karena dinilai lebih mudah dan sistematis ketimbang SRS.

Kapan Systematic Sampling ini bisa digunakan? Yaitu ketika populasinya berukuran besar, kemudian kerangka sampel tersedia, serta populasi bersifat homogen.

Kelemahan dari teknik pengambilan sampel ini adalah ketika data yang digunakan bersifat periodik atau siklis. Sebab, penggunaan interval akan menyebabkan sampel yang terpilih kurang representatif terhadap karakteristik populasi.

Bagaimana pemanfaatan teknik sampling ini dengan R? Pada praktik berikut ini, kita akan tetap menggunakan data pada unggahan berikut. Setelah datanya disiapkan, langkah pengambilan sampel dengan Systematic Sampling dapat mengikuti tahapan berikut:


#Import Data
ginijatim2022 <- read_excel("C:/Users/56848")
head(ginijatim2022)
## # A tibble: 6 x 3
##      id kako                   gini
##   <dbl> <chr>                 <dbl>
## 1     1 Kabupaten Pacitan     0.338
## 2     2 Kabupaten Ponorogo    0.336
## 3     3 Kabupaten Trenggalek  0.331
## 4     4 Kabupaten Tulungagung 0.342
## 5     5 Kabupaten Blitar      0.335
## 6     6 Kabupaten Kediri      0.329
#Melakukan pengacakan sebanyak 100 kali
set.seed(100)

#Membuat fungsi systematic random sampling
dptsampel <- function(N,n){
  k = ceiling(N/n) #Interval
  r = sample(1:k, 1) #Titik awal Angka Random
  seq(r, r + k*(n-1), k) #Pembentukan Indeks Penyeleksi Sampel
}

#Pengambilan sampel dengan systematic RS
#N = 38 dan a = 10
(indekssampel <- dptsampel(38, 10))
##  [1]  2  6 10 14 18 22 26 30 34 38
#Sampel terpilih
sampelsys <- ginijatim2022[ginijatim2022$id %in% indekssampel, ]
sampelsys
## # A tibble: 10 x 3
##       id kako                  gini
##    <dbl> <chr>                <dbl>
##  1     2 Kabupaten Ponorogo   0.336
##  2     6 Kabupaten Kediri     0.329
##  3    10 Kabupaten Banyuwangi 0.329
##  4    14 Kabupaten Pasuruan   0.325
##  5    18 Kabupaten Nganjuk    0.301
##  6    22 Kabupaten Bojonegoro 0.28 
##  7    26 Kabupaten Bangkalan  0.306
##  8    30 Kota Kediri          0.371
##  9    34 Kota Pasuruan        0.36 
## 10    38 Kota Batu            0.308
#Mendapatkan rata-rata rasio Gini
mean(sampelsys$gini)
## [1] 0.3245
#Melakukan pengacakan sebanyak 500 kali
set.seed(500)

#Membuat fungsi systematic random sampling
dptsampel <- function(N,n){
  k = ceiling(N/n) #Interval
  r = sample(1:k, 1) #Titik awal Angka Random
  seq(r, r + k*(n-1), k) #Pembentukan Indeks Penyeleksi Sampel
}

#Pengambilan sampel dengan systematic RS
#N = 38 dan a = 10
(indekssampel2 <- dptsampel(38, 10))
##  [1]  3  7 11 15 19 23 27 31 35 39
#Sampel terpilih
sampelsys2 <- ginijatim2022[ginijatim2022$id %in% indekssampel2, ]
sampelsys2
## # A tibble: 9 x 3
##      id kako                  gini
##   <dbl> <chr>                <dbl>
## 1     3 Kabupaten Trenggalek 0.331
## 2     7 Kabupaten Malang     0.368
## 3    11 Kabupaten Bondowoso  0.365
## 4    15 Kabupaten Sidoarjo   0.373
## 5    19 Kabupaten Madiun     0.354
## 6    23 Kabupaten Tuban      0.345
## 7    27 Kabupaten Sampang    0.28 
## 8    31 Kota Blitar          0.381
## 9    35 Kota Mojokerto       0.381
#Mendapatkan rata-rata rasio Gini
mean(sampelsys2$gini)
## [1] 0.3531111
#Aktivasi library TeachingSampling
library(TeachingSampling)
#Menentukan indeks sampel dengan S.SY(N, a) a adalah grup
sysampel <- S.SY(38, 4)
sysampel
##       [,1]
##  [1,]    3
##  [2,]    7
##  [3,]   11
##  [4,]   15
##  [5,]   19
##  [6,]   23
##  [7,]   27
##  [8,]   31
##  [9,]   35
#Sampel terpilih
sampelsys3 <- ginijatim2022[sysampel,]
sampelsys3
## # A tibble: 9 x 3
##      id kako                  gini
##   <dbl> <chr>                <dbl>
## 1     3 Kabupaten Trenggalek 0.331
## 2     7 Kabupaten Malang     0.368
## 3    11 Kabupaten Bondowoso  0.365
## 4    15 Kabupaten Sidoarjo   0.373
## 5    19 Kabupaten Madiun     0.354
## 6    23 Kabupaten Tuban      0.345
## 7    27 Kabupaten Sampang    0.28 
## 8    31 Kota Blitar          0.381
## 9    35 Kota Mojokerto       0.381
#Mendapatkan rata-rata rasio Gini
mean(sampelsys3$gini)
## [1] 0.3531111

Demikian sedikit sharing kita kali ini. Semoga sedikit banyak bermanfaat. Jangan lupa untuk terus menyimak unggahan-unggahan menarik berikutnya. Selamat memahami dan mempraktikkan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencari P - Value dan Titik Kritis Uji F, Uji t, Uji Chi Square, dan Uji Z Normal dengan R

Mencari nilai p-value dan titik kritis Bagi teman-teman yang pernah mengenal statistika, pasti familier dengan istilah p-value dan titik kritis. P-value biasanya didefinisikan sebagai probabiltas atau peluang maksimal yang diamati dari hasil uji statistik, bahasa gampangnya adalah besarnya kesalahan penelitian berdasarkan uji statistik. Sebagai contoh sederhana, dari 100 orang dengan nama masing-masing dan diklasifikasikan ke dalam gender nama perempuan dan nama laki-laki, didapatkan nilai p-value uji statistiknya sebesar 0,05 atau 5%. Itu artinya, dari 100 orang, ada kemungkinan sebanyak 5 orang yang namanya salah klasifikasi. Dari namanya terdeteksi sebagai nama perempuan, padahal aktualnya yang bersangkutan bergender laki-laki. Sedangkan titik kritis atau titik uji adalah nilai batas pengujian hipotesis statistik, apakah masuk dalam wilayah tolak hipotesis, ataukah gagal menolaknya. Titik ini berkaitan erat dengan nilai p-value . Kalau biasanya kita mendapatkan kedua nilai ini da...

Cara Mendowload dan Install R serta RStudio di Windows (Step by Step)

Cara Download dan Install R serta R Studio di Windows Halo teman-teman, mohon maaf karena beberapa waktu ini, blog ini sempat vakum dari unggahan. Kali ini saya akan coba berbagai mengenai bagaimana cara mengunduh ( download ) dan menginstal ( install ) program R sekaligus R Studio khususnya di Windows. Unggahan kali ini sedikit terbalik karena semestinya saya unggah terlebih dahulu pertama kali di blog ini, namun bukan masalah, mengingat kemarin ada beberapa pihak yang meminta untuk menerangkap bagaimana tahapan mengunduh dan instalasi R dan R Studio, jadinya saya dahulukan pada unggahan ini sebelum pembahasan mengenai Data Mining , Data Science , atau bahasan Big Data kita terlampau jauh. Baik, kita akan mulai dengan bagaimana mengunduh R dan R Studio melalui mesin pencari Google. R dan R Studio ini memang beberapa waktu terakhir ini booming , apalagi dengan munculnya konsep mengenai Big Data , Data Modelling, Data Mining, dan Data Science serta Data Visualization . Sebenarnya, men...

Analisis Tipologi Klassen (Klassen Typology) dan Visualisasi Spasialnya dengan R

Tipologi Klassen dan visualisasinya dengan R Halo teman-teman, sebelumnya kita telah membahas tentang analisis Shift Share dan Location Quotient (LQ) dengan menggunakan R. Kali ini, kita akan membahas mengenai satu lagi alat analisis yang sebenarnya merupakan alat analisis tiga serangkai dari SS dan LQ, yaitu analisis Tipologi Klassen. Dalam penelitian ekonomi kewilayahan, ketiga analisis ini seringkali digunakan, baik dalam rangka melihat perkembangan dan transformasi struktur ekonomi suatu wilayah maupun melihat keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif wilayah satu dengan wilayah lainnya dengan mengacu wilayah referensi. Terlebih dulu, sebelum melakukan visualisasi spasial menggunakan fungsi plot(), ada baiknya kita bahas terlebih dahulu mengenai Tipologi Klassen itu sendiri. Tipologi Klassen merupakan teknik pengelompokan sektor, subsektor, lapangan usaha, atau komoditas tertentu di wilayah analisis berdasarkan pertumbuhan nilai tambah wilayah analisis terhadap nasional atau...