Langsung ke konten utama

Dua Teknik Mudah Menerapkan Simple Random Sampling (SRS) dengan R

Penerapan Simple Random Sampling (SRS) dengan R

Sejenak kita break dari pemodelan statistik dan Natural Language Processing (NLP), kali ini kita akan beranjak membahas teknik sampling atau pengambilan sampel penelitian. Memahami teknik sampling ini dalam kegiatan penelitian, seperti survei atau eksperimen, sangat penting. Karena, kesalahan dalam mengambil sampel menyebabkan kesimpulan atau inferensi statistik menjadi salah. Kesimpulan yang salah tentu berakibat pada pengambilan kebijakan yang salah.

Sebagai awalan, teknik sampling yang paling sederhana dikenal adalah Simple Random Sampling (SRS). Menurut Sugiyono (2001), teknik ini merupakan teknik mengambil sampel dari elemen populasi yang diterapkan secara random (acak) tanpa memerhatikan strata atau tingkatan (lapisan) yang terkandung dalam populasi. Lebih lanjut Kerlinger (2006) menyebutkan bahwa SRS adalah metode pengambilan sampel dari sebuah populasi dengan cara tertentu sedemikian rupa sehingga setiap elemen populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih atau terambil sebagai sampel.

Penerapan teknik sampling tentu tidak seenaknya, kita perlu mengerti mengapa sebuah teknik sampling bisa digunakan atau tidak. Adapun alasan penggunaan Simple Random Sampling (SRS) sendiri setidaknya ada 2, yaitu: (1) terbatasnya pengetahuan peneliti terhadap karakteristik populasi sehingga derajat keragaman di dalam populasi juga belum diketahui; (2) pengguna teknik ini belum mengetahui teknik lain yang lebih efisien.

Selain alasan mengapa SRS digunakan, kita juga perlu mengetahui beberapa syarat utama pemanfaatan SRS dalam penelitian atau eksperimen. Beberapa syarat tersebut adalah (1) tersedianya kerangka sample (sampling frame) yang lengkap dari populasi; (2) karakteristik populasi bersifat homogen (seragam), bila heterogen, maka akan meningkatkan risiko under coverage karena sampel belum cukup representatif terhadap populasi; (3) elemen populasi tidak terlalu terpencar posisinya, selain akan berakibat karakteristik yang sangat berbeda, elemen populasi yang terpencar akan meningkatkan biaya penelitian (untuk survei).

Lantas, bagaimana penerapan SRS dengan menggunakan R? Sebelum melakukan praktikum teknik sampling SRS, ada baiknya kita siapkan terlebih dahulu datanya. Data yang kita gunakan kali ini adalah data rasio Gini menurut kabupaten kota se-Jawa Timur bersumber dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (jatim.bps.go.id) yang bisa diunduh pada tautan berikut.

Setelah datanya diunduh, langkah-langkah pengambilan sampel dengan teknik Simple Random Sampling (SRS) R sebagai berikut:

#Import Data
ginijatim2022 <- read_excel("C:/Users/Joko Ade")

#Melihat sekilas data
head(ginijatim2022)
## # A tibble: 6 x 3
##      id kako                   gini
##   <dbl> <chr>                 <dbl>
## 1     1 Kabupaten Pacitan     0.338
## 2     2 Kabupaten Ponorogo    0.336
## 3     3 Kabupaten Trenggalek  0.331
## 4     4 Kabupaten Tulungagung 0.342
## 5     5 Kabupaten Blitar      0.335
## 6     6 Kabupaten Kediri      0.329
#Simple Random Sampling (SRS) dengan fungsi sample()
#Melakukan pengacakan sebanyak 100 kali (randomisasi)
set.seed(100)

#Mengambil sample sebanyak 10 wilayah
x <- ginijatim2022[sample(nrow(ginijatim2022), 10),]

#Melihat sampel terpilih
x
## # A tibble: 10 x 3
##       id kako                   gini
##    <dbl> <chr>                 <dbl>
##  1    10 Kabupaten Banyuwangi  0.329
##  2    25 Kabupaten Gresik      0.363
##  3    14 Kabupaten Pasuruan    0.325
##  4    23 Kabupaten Tuban       0.345
##  5    22 Kabupaten Bojonegoro  0.28 
##  6     6 Kabupaten Kediri      0.329
##  7     4 Kabupaten Tulungagung 0.342
##  8    35 Kota Mojokerto        0.381
##  9    33 Kota Probolinggo      0.322
## 10     2 Kabupaten Ponorogo    0.336
#Mendapatkan rata-rata rasio Gini
mean(x$gini)
## [1] 0.3352
#SRS dengan fungsi dplyr()
#Melakukan pengacakan sebanyak 50 kali
library(dplyr)
set.seed(50)

#Mengambil sample sebanyak 12 wilayah
y <- sample_n(ginijatim2022, 10)

#Melihat sampel terpilih
y
## # A tibble: 10 x 3
##       id kako                  gini
##    <dbl> <chr>                <dbl>
##  1    11 Kabupaten Bondowoso  0.365
##  2    31 Kota Blitar          0.381
##  3    37 Kota Surabaya        0.388
##  4     3 Kabupaten Trenggalek 0.331
##  5     8 Kabupaten Lumajang   0.349
##  6    16 Kabupaten Mojokerto  0.327
##  7    18 Kabupaten Nganjuk    0.301
##  8    27 Kabupaten Sampang    0.28 
##  9    29 Kabupaten Sumenep    0.266
## 10    21 Kabupaten Ngawi      0.3
#Mendapatkan rata-rata rasio Gini
mean(y$gini)
## [1] 0.3288
#Mendapatkan rata-rata populasi
mean(ginijatim2022$gini)
## [1] 0.3338421



Hasilnya bila kita bandingkan, untuk pengacakan sebanyak 100 kali dan kita pilih dengan SRS sebanyak 10 sampel, yang terpilih adalah Banyuwangi, Gresik, Pasuruan, Tuban, Bojonegoro, Kediri, Tulungagung, Kota Mojokerto, Kota Probolinggo, dan Ponorogo. Rata-rata rasio Gini yang diperoleh dari 10 sampel tersebut adalah sebesar 0,3352. Sementara untuk pengacakan 50 kali dan dipilih 10 sampel diperoleh rata-rata rasio Gini sebesar 0,3288. Nilai rata-rata tersebut terlihat mendekati rata-rata rasio Gini seluruh kabupaten dan kota se-Jawa Timur sebesar 0,3338421. Terlihat bahwa hasil pengacakan 100 kali memiliki hasil yang lebih baik dibanding hasil pengacakan sebanyak 50 kali.

Demikian sedikit sharing kita kali ini, nantikan unggahan menarik pada kesempatan berikutnya. Selamat memahami dan mempraktikkan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencari P - Value dan Titik Kritis Uji F, Uji t, Uji Chi Square, dan Uji Z Normal dengan R

Mencari nilai p-value dan titik kritis Bagi teman-teman yang pernah mengenal statistika, pasti familier dengan istilah p-value dan titik kritis. P-value biasanya didefinisikan sebagai probabiltas atau peluang maksimal yang diamati dari hasil uji statistik, bahasa gampangnya adalah besarnya kesalahan penelitian berdasarkan uji statistik. Sebagai contoh sederhana, dari 100 orang dengan nama masing-masing dan diklasifikasikan ke dalam gender nama perempuan dan nama laki-laki, didapatkan nilai p-value uji statistiknya sebesar 0,05 atau 5%. Itu artinya, dari 100 orang, ada kemungkinan sebanyak 5 orang yang namanya salah klasifikasi. Dari namanya terdeteksi sebagai nama perempuan, padahal aktualnya yang bersangkutan bergender laki-laki. Sedangkan titik kritis atau titik uji adalah nilai batas pengujian hipotesis statistik, apakah masuk dalam wilayah tolak hipotesis, ataukah gagal menolaknya. Titik ini berkaitan erat dengan nilai p-value . Kalau biasanya kita mendapatkan kedua nilai ini da...

Cara Mendowload dan Install R serta RStudio di Windows (Step by Step)

Cara Download dan Install R serta R Studio di Windows Halo teman-teman, mohon maaf karena beberapa waktu ini, blog ini sempat vakum dari unggahan. Kali ini saya akan coba berbagai mengenai bagaimana cara mengunduh ( download ) dan menginstal ( install ) program R sekaligus R Studio khususnya di Windows. Unggahan kali ini sedikit terbalik karena semestinya saya unggah terlebih dahulu pertama kali di blog ini, namun bukan masalah, mengingat kemarin ada beberapa pihak yang meminta untuk menerangkap bagaimana tahapan mengunduh dan instalasi R dan R Studio, jadinya saya dahulukan pada unggahan ini sebelum pembahasan mengenai Data Mining , Data Science , atau bahasan Big Data kita terlampau jauh. Baik, kita akan mulai dengan bagaimana mengunduh R dan R Studio melalui mesin pencari Google. R dan R Studio ini memang beberapa waktu terakhir ini booming , apalagi dengan munculnya konsep mengenai Big Data , Data Modelling, Data Mining, dan Data Science serta Data Visualization . Sebenarnya, men...

Analisis Tipologi Klassen (Klassen Typology) dan Visualisasi Spasialnya dengan R

Tipologi Klassen dan visualisasinya dengan R Halo teman-teman, sebelumnya kita telah membahas tentang analisis Shift Share dan Location Quotient (LQ) dengan menggunakan R. Kali ini, kita akan membahas mengenai satu lagi alat analisis yang sebenarnya merupakan alat analisis tiga serangkai dari SS dan LQ, yaitu analisis Tipologi Klassen. Dalam penelitian ekonomi kewilayahan, ketiga analisis ini seringkali digunakan, baik dalam rangka melihat perkembangan dan transformasi struktur ekonomi suatu wilayah maupun melihat keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif wilayah satu dengan wilayah lainnya dengan mengacu wilayah referensi. Terlebih dulu, sebelum melakukan visualisasi spasial menggunakan fungsi plot(), ada baiknya kita bahas terlebih dahulu mengenai Tipologi Klassen itu sendiri. Tipologi Klassen merupakan teknik pengelompokan sektor, subsektor, lapangan usaha, atau komoditas tertentu di wilayah analisis berdasarkan pertumbuhan nilai tambah wilayah analisis terhadap nasional atau...